Berpenampilan
modis, enerjik, dan memiliki kepakaran melebihi siapapun tentang pendidikan
sekaligus tata kelola pemerintahan. Di samping profesionalismenya sebagai
seorang birokrat, Sylviana tak pernah mengabsenkan perannya dalam dunia
pendidikan Indonesia. Mpok Sylvi merupakan Guru Besar bidang Manajemen
Pendidikan. Gelar profesor tersebut ia raih dari Universitas Muhammadiyah Prof
Dr Hamka. Sang Guru Besar setidaknya masih tercatat menjadi pengajar di tujuh
universitas di Indonesia. Sylviana juga masih meluangkan waktu menjadi
dosen-dosen Tamu di berbagai Universitas di Indonesia. Dalam pemahaman Mpok
Sylvi, berbagi ilmu merupakan kewajiban seorang manusia dalam mengawal
peradaban.
Kepakarannya
di dunia pendidikan dilirik pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Membuat Sylviana
diamanahkan menjadi Kepala Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKl Jakarta pada
Tahun 2004–2008. Di posisi itu, ilmu dan segala teori yang pahami dapat
dieksekusi dalam berbagai kebijakan yang pro-terhadap kemajuan pendidikan
Indonesia, khususnya di ibu kota. Dia dikenal sebagai salah satu pejabat dalam
gerbong pendukung sekolah gratis. Mpok Sylvi juga memperjuangkan beberapa
kebijakan terobosan, termasuk sekolah gratis bagi pendidikan dasar melalui optimalisasi
program bantuan operasional sekolah (BOS).
Pada
masa-masa awal kepemimpinannya di Dinas Pendidikan Provinsi DKI, sejak 19
Oktober 2004, ia langsung dihadapkan dengan kasus tukar guling SMP Negeri 56
Jakarta. Kasus ini mampu diselesaikannya dengan damai, melalui pendekatan dari
hati ke hati. Selain itu, ia juga sukses meluncurkan program pendidikan gratis
khususnya program Biaya Operasional Pendidikan (BOP), rehabilitasi sekolah
rusak, meningkatkan tingkat kelulusan, mencegah kebocoran dan sebagainya. Sylvi
menduduki jabatannya dengan prinsip dasar: dengan pendidikan, seseorang
memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup.
Sylviana
memiliki komitmen amat luar biasa untuk memajukan dunia pendidikan di Ibu kota.
Perempuan berhijab itu berpedoman, hanya dengan pendidikan seseorang memiliki
kesempatan untuk memperbaiki hidup. Untuk itu ia berjuang mewujudkan program
pendidikan yang memerdekakan. Bahkan, ia bertekad menjadikan pendidikan dasar
DKI Jakarta sebagai barometer pendidikan Nasional.
Sejumlah
strategi dan kebijakan pun diputuskan Sylvi bersama jajarannya. Antara lain
sekolah gratis bagi pendidikan dasar, peningkatan kesejahteraan guru,
peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana, perbaikan
sistem, prosedur, manajerial, sumber daya manusia, kunjungan ke sekolah serta
pakta integritas pejabat eselon III dan eselon IV. Untuk membuat sekolah gratis
bagi SD dan SMP, Sylvi mengatakan bahwa pemerintah perlu menggulirkan program
BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang dananya bersumber dari APBN dan BOP
(Bantuan Operasional Pendidikan) yang diambil dari APBD DKI Jakarta.
Pada
2006, dana BOS dari APBN yang disalurkan sebesar Rp 332 miliar, sedangkan dana
BOP yang dikucurkan sebesar 698 miliar. Total siswa yang berhak menerima dana
tersebut kala itu yaitu sebanyak Rp 127 ribu dari 2.500 siswa di Jakarta.
Sementara siswa SMP Negeri mendapat jatah Rp 127.500, dengan rincian dari BOS
Rp 27.500,- dan dari BOP Rp 100.000,-. Penyaluran BOS dan BOP dilakukan melalui
Bank DKI dengan mekanisme langsung dikirim ke rekening setiap sekolah. Tak
hanya itu, saat Dinas Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya, secara
nasional angka kelulusan pendidikan dasar di DKI Jakarta berada pada posisi
teratas. Data dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Departemen Pendidikan
Nasional, kelulusan siswa SMP di Jakarta pada tahun 2006 mencapai 99,84 persen.
Angka kelulusan ini jauh lebih bagus dari pada tahun 2004/2005 yang angka
kelulusannya hanya mencapai 96,93 persen.
Secara
internal, Sylviana Murni, juga termasuk pemimpin yang sukses mendongkrak
kesejahteraan guru di DKI Jakarta, tunjangan guru yang awalnya dari Rp 700 ribu
menjadi Rp 2,5 juta per bulan. Pada tahun 2003, tunjangan guru hanya Rp 700
ribu dan secara bertahap sejak Sylviana menjadi Kepala Dinas Pendidikan Dasar,
gaji guru terus naik. Tahun 2004 Rp 1 juta, Tahun 2005 Rp1,5 juta, Tahun 2006
Rp 2 juta dan Tahun 2007 menjadi Rp 2,5 juta. Sylviana Murni, dengan segala
pengabiannya untuk pendidikan dan masyarakat, sudah diakui berbagai kalangan di
Provinsi DKI. Perjalanan kariernya bahkan sempat dibukukan dengan judul
“Pendidikan yang Memerdekakan” yang diluncurkan pada tahun 2008. Buku setebal
251 halaman itu ditulis oleh Saiful Anam. Di dalamnya menceritakan perjalanan
karier Sylviana saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Diknas)
DKI Jakarta hingga menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat kala itu. Dalam
buku itu diceritakan, Mpok Sylvi merupakan sosok perempuan yang lincah, gesit,
dan enerjik serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pimpinan.
0 komentar:
Posting Komentar